Sabtu, 03 Oktober 2009

Swaami tidak akan mengabaikan bhakta-Nya.


* Ke-Premathathva-an Swaami (dasar kasih-sayang yang alami) kekal adanya.

* Ke-Prema-an Swaami (kasih-sayang) sama sekali tidak mengandung kepentingan pribadi.

* Kasih-sayang beliau itu mutlak suci dan murni.

* Swaami selalu hanya berniat bagaimana memberi, sama sekali tidak pernah meminta.

* Telapak tangan Swaami selalu tertelungkup untuk memberi sesuatu, sama sekali bukanya tengadah untuk meminta apapun.

* Lebih lanjut Swaami pernah mengungkapkan bahwa “Engkau adalah milik Ku”,

maka walau bagaimanapun kesalahan mereka memilih jalan,

Swaami tidak akan mengabaikan bhakta Nya.

Mungkin muncul pertanyaan mengapa seseorang yang telah diterima Swaami sebagai :

“Engkau adalah milik Ku”

namun tetap menghadapi kesulitan yang berat,

hal tersebut terjadi karena kesulitan itu merupakan akibat karma (perbuatan) mereka sendiri dan yang memang harus mereka terima.

Semua bhakta Swaami harus memahami dan yakin bahwa prilaku mereka benar.

Bila seorang bhakta berharap agar Tuhan mengkaruniainya usia seratus tahun,

tidaklah wajar bila ia melonjakkan kebanggaan dan kesombongan,

kemudian mulai melompat dari ketinggian pohon karena kelewat yakin bahwa dia akan hidup selama satu abad.

Boleh jadi bhakta itu memang hidup selama seratus tahun,

namun bukankah juga ada kemungkinan bahwa kakinya akan patah ketika ia jatuh dari pohon yang tinggi itu.



Dengan demikian, setelah menerima anugerah Tuhan, seseorang haruslah juga berupaya hidup ke arah kebenaran.


Ini merupakan wacana Sri Bhagavan pada hari Guru Puurnima 13 Juli 1984.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar